Unigoro Akan Menyalurkan Sistem Pemanenan Air Hujan ke 25 Lokasi Strategis


Banner Post

BOJONEGORO- Universitas Bojonegoro (Unigoro) akan menyalurkan perangkat instalasi pemanenan air hujan (IPAH) di 25 lokasi di Kabupaten Bojonegoro. Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Unigoro untuk mendukung gerakan panen air hujan yang diinisiasi oleh Bupati dan Wakil Bupati Bojonegoro terpilih, Setyo Wahono – Nurul Azizah.

Rektor Unigoro, Dr. Tri Astuti Handayani, SH., MM., M.Hum., mengungkapkan bahwa masalah ketersediaan air bersih dan bencana kekeringan yang sering melanda Kota Ledre adalah tantangan bersama yang perlu segera diatasi. Untuk itu, Unigoro telah mengembangkan alat instalasi pemanenan air hujan (IPAH) yang mengadopsi sistem toren dan kolam, dirancang agar mudah diterapkan di berbagai lokasi. Diharapkan, alat IPAH ini dapat menjadi solusi efektif untuk mengatasi permasalahan tersebut dan memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat.

“Kami mohon dukungan dari seluruh pihak untuk monitoring dan evaluasi. Unigoro akan mendistribusikan alat IPAH di 25 titik untuk menyukseskan gerakan panen air hujan. Demi mewujudkan ketahanan air,” ucapnya dalam Diseminasi Hasil Penelitian IPAH dan Kick Off Program Pengabdian Masyarakat, di ruang Adu Ide Rektorat Unigoro, Kamis (13/2/25).

Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Dr. Arief Januwarso, S.Sos., M.Si., juga menegaskan bahwa Unigoro akan memberikan dukungan penuh terhadap program pemerintah, khususnya dalam mengutamakan gerakan panen air hujan yang saat ini menjadi fokus utama. . “Kami telah melakukan serangkaian uji air tanah dan air hujan. Agar filter untuk alat IPAH sesuai dengan karakteristik air hujan di Bojonegoro. Sehingga hasilnya memenuhi baku mutu kesehatan yang telah ditetapkan,” imbuhnya.

Di sisi lain, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro, Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., menjelaskan bahwa bencana kekeringan yang sering terjadi di Kabupaten Bojonegoro memiliki penyebab yang sangat kompleks, meskipun daerah ini memiliki potensi curah hujan yang cukup tinggi. Untuk itu, pihaknya berusaha mengembangkan IPAH yang tidak hanya berfungsi sebagai penampung air hujan, tetapi juga dapat menginfiltrasi air ke dalam tanah melalui sumur resapan, sehingga memberikan solusi jangka panjang untuk mengatasi masalah kekeringan. “Alat IPAH karya Unigoro memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama, memanen air hujan yang bisa dimanfaatkan sebagai air baku. Kedua, menginjeksi air hujan ke dalam tanah melalui sumur resapan. Sehingga kita memiliki simpanan air tanah dan meminimalisir air hujan yang terbuang,” terangnya

Ketua Ademos Indonesia, Ahmad Shodiqurrosyad, memberikan apresiasi terhadap inovasi alat IPAH yang dikembangkan oleh Unigoro. Ia menyampaikan bahwa beberapa rumah di desa-desa Kabupaten Bojonegoro telah memasang alat IPAH sebagai contoh, salah satunya di Desa Jatimulyo, Kecamatan Tambakrejo. “Warga di sana sudah tidak perlu lagi ngangsu (membawa air, Red) dari tempat yang jauh,” ungkapnya.

Tim Transisi Pemerintahan Setyo Wahono – Nurul Azizah, Ahmad Supriyanto, mengungkapkan dukungannya terhadap inisiatif Unigoro yang berkontribusi pada program pemerintah terbaru. Salah satu program utama dalam 100 hari kerja pasangan Wahono-Nurul adalah pemasangan alat IPAH untuk memperkuat ketahanan air di Kabupaten Bojonegoro. “Kami berharap Unigoro selalu menjadi garda terdepan dalam inovasi untuk menjawab semua permasalahan yang ada di Bojonegoro,” pungkasnya. (din/ily)

 

Top of Form

Bottom of Form