BOJONEGORO - Proses revalidasi Geopark
Nasional Bojonegoro dalam rangka meraih pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark
(UGGp) resmi dimulai pada 10 hingga 14 Juni 2025. Dalam rangkaian penilaian
tersebut, tim asesor memberikan apresiasi tinggi terhadap kontribusi riset yang
dilakukan para akademisi dari Universitas Bojonegoro (Unigoro), yang dinilai
menjadi basis penting dalam pengumpulan data ilmiah bagi pengajuan status UGGp.
Salah satu titik yang dikunjungi
adalah kawasan tambang minyak tradisional Wonocolo, Kecamatan Kedewan. Di
lokasi ini, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unigoro,
Dr. Laily Agustina R., S.Si., M.Sc., mempresentasikan hasil penelitiannya
terkait keberadaan semut sebagai makrofauna tanah dominan di kawasan tersebut.
Ia menjelaskan bahwa semut memiliki kemampuan sebagai bioakumulator alami yang
mampu menyerap logam berat baik dalam tubuh maupun sarangnya, sehingga dapat
berperan dalam menyeimbangkan ekosistem yang tercemar.
“Temuan ini sangat potensial
diterapkan pada wilayah tambang lain di dunia, karena semut dapat menjadi
indikator sekaligus agen remediasi lingkungan secara alami,” ungkap Dr. Laily.
Konsep pengembangan Geopark Wonocolo
sendiri diarahkan sebagai destinasi wisata minat khusus, dengan fokus pada
wisata riset dan pemanfaatan kawasan sebagai laboratorium alam terbuka.
Asesor Geopark Nasional, Mirawati
Sudjono, M.Sc., yang turut hadir dalam kunjungan tersebut, memberikan masukan
kepada pengelola Geopark Bojonegoro agar lebih menonjolkan aspek konservasi. Ia
menyarankan agar berbagai temuan ilmiah, seperti riset mengenai semut serta
keunikan ekosistem lainnya, disosialisasikan melalui panel informasi dan media
edukatif di kawasan geopark.
“Program konservasi yang telah
dilakukan harus dapat terlihat nyata oleh publik. Selain itu, penting untuk
melibatkan generasi muda dalam pengelolaan geopark, salah satunya melalui
pembentukan komunitas Youth Geoparker,” imbuhnya.
Selain dari sisi penelitian,
kontribusi Unigoro terhadap pengembangan Geopark Bojonegoro juga diwujudkan melalui
kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Dalam program Kuliah Kerja Nyata Tematik
Kolaboratif (KKN-TK) tahun 2025, Unigoro mengusung misi optimalisasi
pengelolaan geopark serta pengembangan potensi desa. Para mahasiswa dilibatkan
langsung dan berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro serta
pengelola situs untuk mendukung proses penilaian.
Pada hari pertama kegiatan, tim
asesor mengunjungi enam titik lokasi unggulan Geopark Bojonegoro, yaitu Kebun
Belimbing Ngringinrejo, Penangkaran Rusa Malo, Sentra Kerajinan Gerabah
Rendeng, Antiklin Kawengan, Tambang Minyak Tradisional Wonocolo, dan Sentra
Kerajinan Kayu Jati Batokan di Kasiman. (Din/Ily)