BOJONEGORO - Universitas Bojonegoro
(Unigoro) telah menciptakan inovasi berupa kolam instalasi pemanenan air hujan
yang mampu menampung 50 kubik air hujan. Sebelumnya, kampus ini sudah memiliki
dua toren yang dilengkapi dengan alat filtrasi untuk menampung air hujan di
lingkungan kampus.
Dr. Laily Agustina R., S.Si.,
M.Sc., selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM)
Unigoro, menjelaskan bahwa tujuan dari penelitian ini adalah untuk menciptakan
sistem pemanenan air hujan dengan bahan yang murah, mudah didapatkan, dan dapat
dengan mudah diterapkan oleh masyarakat luas.
Cara kerja instalasi tersebut
cukup sederhana, yakni “air hujan yang mengalir melalui saluran talang
dialirkan ke pipa dan langsung masuk ke kolam berukuran 33 meter panjang, 1,5
meter lebar, dan 1 meter tinggi. Air yang tertampung di dalam kolam akan
disedot menggunakan pompa sibel dan dipindahkan ke toren penyimpanan. Sebelum
dialirkan, air hujan tersebut terlebih dahulu disaring menggunakan material
seperti tanah liat dan bioring.” Jelasnya, Rabu (12/2/25).
Instalasi filtrasi air hujan ini telah melalui
serangkaian uji coba, dan air yang dihasilkan setelah proses penyaringan juga
telah diuji di laboratorium. Hasil uji menunjukkan bahwa kualitas air memenuhi
standar air bersih yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 32
Tahun 2017. Selain itu, kolam pemanenan air hujan ini dilengkapi dengan kran
yang berfungsi untuk membuang endapan kotoran yang terkumpul, yang terpasang di
bawah pipa filtrasi. Dengan demikian, air yang tertampung dapat dipastikan
bersih dan aman untuk digunakan. “Terutama untuk kebutuhan operasional di
kampus Unigoro. Seperti
flushing kamar mandi, menyiram tanaman, dan wudhu,” ucap dosen prodi
ilmu lingkungan.
Laily berharap, inovasi alat
instalasi pemanenan air hujan berbentuk kolam atau toren yang dirancang oleh
Unigoro ini dapat diadopsi oleh masyarakat luas, khususnya untuk mendukung
program ketahanan air di Kabupaten Bojonegoro. (din/ily)