Unigoro Menyediakan Beasiswa Prestasi dengan Total Nilai Rp 53,1 Juta.


Banner Post

BOJONEGORO – Universitas Bojonegoro (Unigoro) memberikan beasiswa total sebesar Rp 53,1 Juta kepada 24 mahasiswa berprestasi di tingkat provinsi dan nasional. Penyerahan beasiswa secara simbolis dilakukan di gedung Rektorat Unigoro lantai satu pada Selasa (21/1/25). Acara tersebut dihadiri oleh Ketua Yayasan Suyitno Bojonegoro, Wakil Rektor I, Wakil Rektor II, dan Wakil Rektor III Unigoro.

Kepala Biro Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unigoro, Erwanto, M.Si., menerangkan, penyerahan beasiswa prestasi bagi mahasiswa Unigoro diagendakan dua kali per semester. Sebab jadwal kompetisi yang diikuti mahasiswa berbeda-beda. Sekaligus untuk mempermudah pendataan. “Kalau kita bagi menjadi dua termin pemberian beasiswa prestasi seperti ini, akan mempermudah pendataan prestasi di Biro Kemahasiswaan dan Kerja Sama Unigoro,” terangnya.

Erwanto menjelaskan bahwa beasiswa prestasi tersebut diberikan kepada 24 mahasiswa yang berasal dari berbagai program studi (prodi) dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM). Rinciannya, 17 mahasiswa dari UKM Pencak Silat Unigoro, satu mahasiswa dari UKM Kesenian Unigoro, tiga mahasiswa dari UKM Pramuka Unigoro, serta tiga mahasiswa dari prodi Teknik Sipil Unigoro. Para penerima beasiswa ini berhasil meraih medali dalam kompetisi yang diselenggarakan di tingkat nasional dan provinsi. “Totalnya ada 19 medali yang diperoleh dari 24 mahasiswa tersebut. Kami memberikan reward berupa beasiswa UKT sesuai dengan tingkatan prestasinya,” ucapnya.

Pria yang juga mengajar di prodi Kimia Unigoro ini berharap agar mahasiswa tetap mempertahankan semangat mereka dalam mengikuti berbagai kompetisi, baik di bidang akademik maupun non-akademik. Pasalnya, pengalaman yang mereka peroleh akan sangat bermanfaat untuk masa depan mereka. “Walaupun sekarang eranya kolaborasi, tapi dalam kehidupan di masyarakat kita harus berkompetisi. Kompetisi untuk mengembangkan diri. Bahkan setiap UKM saat mengajukan kegiatan untuk melatih dan mengembangkan diri, harus punya output atau outcome-nya kompetitif,” jelas Erwanto. (din/ily)