Pengembangan Ekosistem Jamu Tradisional melalui Vertikultur oleh PPK Ormawa P2J Unigoro di Desa Ngablak, Bojonegoro


Banner Post

BOJONEGORO - Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Penelitian, Pengabdian, dan Jurnalistik (P2J) Universitas Bojonegoro (Unigoro) melaksanakan rangkaian kegiatan Program Peningkatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) 2025 di Desa Ngablak, Kecamatan Dander. Tim P2J menginisiasi sistem penanaman tanaman obat keluarga (toga) secara vertikultur, yang bertujuan meningkatkan kualitas bahan baku jamu sekaligus memperluas jaringan pemasaran produk jamu tradisional. Ketua Tim Pelaksana PPK Ormawa P2J Unigoro, Muhammad Edi Prayitno, menjelaskan bahwa program ini diberi judul “Peningkatan Jamu Tradisional Desa Ngablak Bojonegoro melalui Harmonisasi Echotechnology dan Nilai Warisan Budaya menuju Pemantapan Indonesian Intangible Cultural Heritage.” Desa Ngablak dipilih sebagai lokasi pengabdian karena sebagian besar warganya berprofesi sebagai produsen jamu, sekaligus rawan terdampak banjir akibat lokasinya yang berada dekat aliran Sungai Bengawan Solo. “Sistem penanaman toga vertikultur kami rancang agar produsen jamu dapat menanam bahan baku jamu dengan lebih aman dari ancaman banjir. Konsep vertikultur memanfaatkan bidang tanam bertingkat sehingga lahan tetap produktif meskipun terkena banjir,” ujar Edi, Senin (4/8/25).

Selain inisiasi vertikultur, Tim P2J juga melaksanakan berbagai kegiatan pendukung, antara lain pelatihan dan pendampingan pembuatan Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT) untuk memberikan legalitas produk, workshop branding dan desain kemasan jamu tradisional, pengenalan produk melalui Café Jamu sebagai sarana edukasi minuman sehat bagi mahasiswa, monitoring tanaman toga, evaluasi produksi dan kontrol kualitas jamu, serta lokakarya dan refleksi bersama mitra untuk memastikan keberlanjutan program. Edi menambahkan, “Alhamdulillah, kami telah melaksanakan sosialisasi program kerja di Desa Ngablak pada 23 Juli 2025, dan pada 2 Agustus 2025 kami menggelar workshop branding kemasan dan produk jamu. Kegiatan ini bertujuan agar produsen jamu dapat meningkatkan daya tarik produknya di pasar lokal maupun lebih luas.” jelasnya.

Kegiatan ini memiliki tujuan strategis untuk membangun ekosistem pemasaran jamu tradisional yang modern, legal, higienis, dan berkelanjutan, sekaligus meningkatkan kesejahteraan produsen serta memperkenalkan jamu sebagai gaya hidup sehat bagi generasi muda, mengingat minat masyarakat terhadap jamu tradisional mulai menurun. “Kami ingin membantu produsen jamu yang masih berskala kecil agar dapat berkembang menjadi skala lebih besar. Selain itu, melalui pembuatan branding kemasan yang lebih menarik, kami berharap minat masyarakat terhadap jamu tradisional meningkat, khususnya di Bojonegoro,” pungkas Edi.

Dengan langkah-langkah strategis ini, Tim PPK Ormawa P2J Unigoro berharap program pemberdayaan di Desa Ngablak dapat menjadi model pengembangan jamu tradisional yang berkelanjutan, aman dari risiko bencana, dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus melestarikan warisan budaya Indonesia. (din/ily)