BOJONEGORO - Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Bojonegoro
(Unigoro) menggelar kuliah praktisi bertema “Urgensi Statistik dalam
Perencanaan Pembangunan” di Hall Suyitno Unigoro pada Selasa, (1/7/25).
Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten
Bojonegoro, M. Taufiqurrahman, S.Tr.Stat., yang juga merupakan salah satu
praktisi muda di bidang statistik.
Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Unigoro, Dr. M. Saiful Anam, SE., MM., menjelaskan bahwa kuliah praktisi merupakan bagian dari program wajib kampus yang bertujuan memperluas wawasan mahasiswa. Melalui kegiatan ini, mahasiswa diajak untuk memahami bagaimana teori yang diperoleh di bangku kuliah diimplementasikan dalam dunia kerja dan masyarakat.
"Mahasiswa perlu mengetahui apakah ada kesenjangan antara teori di kelas dan praktik di lapangan. Di samping itu, mereka juga akan memperoleh pemahaman baru tentang pentingnya data statistik dalam mendukung kesejahteraan masyarakat," tuturnya.
Dalam
paparannya, Taufiqurrahman menegaskan bahwa data dan statistik bukan sekadar
angka, melainkan merupakan fondasi utama dalam proses pengambilan keputusan,
khususnya dalam perencanaan dan evaluasi pembangunan. BPS, lanjutnya, memiliki
berbagai data strategis yang mencakup aspek kependudukan, kemiskinan,
ketenagakerjaan, pembangunan manusia, ekonomi, hingga pendidikan.
"Statistik memiliki peran krusial dalam seluruh tahapan pembangunan, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, hingga pengendalian. Tanpa data yang akurat, kebijakan berisiko tidak efektif dan meleset dari sasaran," jelas pria yang akrab disapa Taufiq itu.
Dia juga menekankan bahwa data statistik menjadi instrumen penting bagi para akademisi untuk melakukan penelitian dan analisis ilmiah. Sebagai contoh, dia mengangkat fenomena naiknya harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan yang biasanya berdampak pada inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat. Kondisi ini mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan intervensi seperti operasi pasar, pasar murah, hingga subsidi bahan pangan.
“Langkah-langkah tersebut tidak bisa diambil sembarangan. Semua harus didasari oleh data dan analisis yang tepat agar kebijakan yang dijalankan benar-benar menyentuh kebutuhan masyarakat,” imbuhnya.
Taufiq yang berasal dari Magetan itu juga mengingatkan bahwa lemahnya akurasi data dalam perumusan kebijakan dapat menimbulkan dampak serius, seperti rendahnya efektivitas program dan menurunnya kepercayaan publik terhadap pemerintah.
Kegiatan
kuliah praktisi ini mendapat respons antusias dari para mahasiswa yang hadir.
Mereka aktif berdiskusi dan bertanya, mencerminkan tingginya minat untuk
memahami keterkaitan antara statistik dan pembangunan berkelanjutan. (din/ily)