BOJONEGORO- Universitas Bojonegoro (Unigoro) melalui Lembaga
Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) kembali menggelar pembekalan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) kolaboratif pekan ketiga pada Jumat, (9/5/2025) di
Hall Suyitno. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber dari Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata (Disbudpar) serta Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD)
Kabupaten Bojonegoro.
Kepala Disbudpar Bojonegoro, Welly Fitrama, mengajak
para mahasiswa untuk mampu mengenali dan mengembangkan potensi wisata di
wilayah tempat mereka mengabdi. Menurutnya, pendekatan utama yang bisa
digunakan adalah konsep 3 A, yaitu Atraksi, Aksesibilitas, dan Amenitas, yang
menjadi pilar dasar dalam membangun sebuah destinasi wisata yang menarik dan
berkelanjutan.“Atraksi adalah hal pertama yang harus dimiliki sebuah destinasi
wisata. Ia bisa berupa pertunjukan, budaya lokal, atau aktivitas unik yang
hanya ada di lokasi tersebut. Contohnya, di Wonocolo terdapat aktivitas
penambangan tradisional minyak bumi, yang merupakan satu-satunya di Indonesia.
Inilah yang menjadi daya tarik utama,” tuturnya.
Selanjutnya, beliau menjelaskan bahwa setelah atraksi
ditetapkan, maka faktor berikutnya yang harus diperhatikan adalah
aksesibilitas, yaitu kemudahan wisatawan dalam menjangkau lokasi wisata. Ini
mencakup infrastruktur seperti jalan, papan petunjuk arah, serta ketersediaan
transportasi umum.
“Tanpa akses yang memadai, wisatawan akan kesulitan
mencapai lokasi, dan itu bisa mengurangi minat kunjungan. Oleh karena itu,
perlu ada dukungan sarana dan prasarana,” jelasnya.
Aspek ketiga adalah amenitas, yaitu fasilitas penunjang
yang membuat wisatawan merasa nyaman dan betah. Hal ini mencakup keberadaan
tempat makan, penginapan, area parkir, toilet umum, dan fasilitas lain yang
mendukung kenyamanan pengunjung.“Amenitas ini penting agar wisatawan tidak
hanya datang sebentar, tapi bisa tinggal lebih lama, bahkan merekomendasikan
tempat itu kepada orang lain,” terangnya.
Sementara itu, Sumantri dari Dinas PMD menyampaikan
bahwa pihaknya tengah mendorong pembangunan kawasan pedesaan secara
terintegrasi sebagai bagian dari upaya mendukung pengajuan status UNESCO Global
Geopark (UGGp) untuk Bojonegoro. Kawasan geosite, biosite, dan culture site
menjadi titik fokus dalam program ini. “Tujuan utama dari pembangunan
kawasan pedesaan ini adalah untuk mempercepat pelayanan publik, meningkatkan
ekonomi desa, dan memberdayakan masyarakat secara langsung,” ujarnya.
Beliau menambahkan bahwa pembangunan tersebut tidak
hanya berbicara soal infrastruktur fisik, tetapi juga menyasar peningkatan
kapasitas sumber daya manusia, penguatan akses pemodalan, serta penciptaan
ekosistem usaha mikro dan kecil yang berbasis potensi lokal.
“Kami
berharap, melalui sinergi antara pemerintah dan mahasiswa, kawasan desa di
sekitar lokasi KKN dapat tumbuh sebagai pusat kegiatan ekonomi dan budaya yang
berkelanjutan” imbuhnya.
LPPM Unigoro, sebagai penyelenggara kegiatan, menegaskan
bahwa tujuan pembekalan ini bukan sekadar memenuhi kewajiban akademik
mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka menjadi agen perubahan di masyarakat.
Diharapkan, para mahasiswa dapat menghasilkan data dan laporan yang valid serta
relevan bagi para pemangku kebijakan daerah. Melalui
pendekatan kolaboratif ini, KKN diharapkan menjadi ruang belajar nyata bagi
mahasiswa sekaligus sarana strategis dalam memperkuat identitas dan daya saing
Bojonegoro sebagai daerah yang kaya akan potensi geowisata dan budaya. (Ily)