BOJONEGORO - Dua mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Bojonegoro (Unigoro) berhasil
mengharumkan nama almamater dalam ajang Kejuaraan Nasional IBCA MMA 2024/2025,
yang diselenggarakan pada 15 sampai dengan 18 Mei 2025 di Grand Lagoon Avenue,
Surabaya.
Ahmad Zidni Fadlikal Adhim meraih juara II di kategori
Junior MMA kelas 48 kg, sementara Alifia Zahra Hariyanto menempati posisi yang
sama di kategori Striking kelas 67 kg. Kedua atlet muda ini menunjukkan bahwa
mahasiswa hukum tidak hanya piawai dalam dunia akademik, tetapi juga mampu
bersinar di arena olahraga, khususnya dalam cabang bela diri campuran MMA.
Ahmad Zidni, yang saat ini menempuh pendidikan di
Fakultas Hukum Unigoro, mengungkapkan bahwa prestasinya merupakan bentuk
kebangkitan dari kekalahan pada Kejuaraan Provinsi (Kejurprov) sebelumnya di
Malang.
“Saya bisa sampai di titik ini karena semangat dan
ambisi untuk menjadi juara, terutama setelah kegagalan di Kejurprov kemarin,”
ungkapnya, Senin (20/5/2025).
Perjalanan menuju kejuaraan nasional tidaklah mudah.
Ahmad menjalani latihan intensif baik secara mandiri di rumah maupun di tempat
latihan (champ). Dia juga menerapkan pola makan ketat guna menurunkan berat
badan dari 50 kg menjadi 46 kg. Untuk menjaga performa optimal, menghindari
konsumsi nasi, minuman manis, dan makanan berlemak.
Namun, tantangan terbesar justru datang dari minimnya
dukungan finansial. Proposal bantuan dana yang diajukan kepada pihak kampus
tidak disetujui, sehingga seluruh biaya transportasi dan akomodasi selama empat
hari ditanggung sendiri.
“Hampir saja saya batal berangkat karena keterbatasan
biaya. Semua pengeluaran kami tanggung sendiri,” tuturnya.
Tak kalah membanggakan, Alifia Zahra Hariyanto juga
menunjukkan ketangguhan luar biasa. Bertanding di kategori Striking 67 kg, dia
berhasil meraih juara II setelah melalui serangkaian pertandingan yang
menantang.
“Saat diumumkan sebagai juara, saya merasa sangat senang
dan bersyukur,” ucapnya.
Dia menjelaskan bahwa cabang Striking merupakan
pertarungan berdiri tanpa teknik kuncian atau ground fighting. Teknik ini
menuntut fokus tinggi, kelincahan, serta kekuatan fisik maksimal. Alifia pun
berkomitmen untuk terus berlatih secara konsisten dan mengikuti berbagai
kejuaraan di masa mendatang.
“Terus berjuang, jangan patah semangat. Kejar apa yang
terbaik buat kita,” pesannya.
Prestasi yang diraih Ahmad dan Alifia menjadi bukti
bahwa mahasiswa Fakultas Hukum Unigoro tidak hanya unggul dalam ruang diskusi
dan kajian hukum, tetapi juga mampu berkompetisi dengan gigih di gelanggang
olahraga.
Keduanya mewakili semangat
juang generasi muda yang pantang menyerah, bahkan ketika harus bertanding
dengan fasilitas terbatas dan pembiayaan mandiri. Tekad, disiplin, dan
pengorbanan mereka menjadi inspirasi nyata bahwa keterbatasan bukanlah alasan
untuk berhenti melangkah menuju kemenangan. (Ily)