BOJONEGORO - Program Studi
(Prodi) Kimia Universitas Bojonegoro (Unigoro) menyelenggarakan kegiatan kuliah
praktisi yang bertempat di Modern Class Fakultas Sains dan Teknik, Selasa
(24/6/2025). Kegiatan ini menghadirkan M. Teguh Laksono, Supervisor dari PT
Wings Surya Gresik, sebagai narasumber utama. Dalam sesi kuliah tersebut, Teguh
membahas secara mendalam pemanfaatan produk oleokimia, khususnya yang berasal
dari kelapa sawit, dalam sektor industri peternakan.
Di hadapan
para mahasiswa, Teguh memaparkan secara komprehensif perbedaan antara oleokimia
dan petrokimia. Menurutnya, oleokimia merupakan senyawa kimia yang diperoleh
dari sumber lemak dan minyak, baik nabati maupun hewani, sedangkan petrokimia
berasal dari hasil olahan minyak mineral. Dia menjelaskan bahwa tren global
saat ini menunjukkan pergeseran penggunaan dari petrokimia menuju oleokimia
karena oleokimia bersifat terbarukan, ramah lingkungan, dan mudah terurai
secara hayati (biodegradable). Salah satu contoh utama oleokimia adalah produk
turunan dari minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO), yang
terlebih dahulu melalui proses pemurnian (refinery) sebelum digunakan
oleh konsumen maupun industri lainnya.
Salah satu
produk penting dari proses oleokimia adalah palm fatty acid distillate
(PFAD), yang kini dimanfaatkan sebagai suplemen tambahan dalam pakan ternak.
PFAD berbentuk padatan berwarna cokelat muda pada suhu ruang, dan memiliki
sejumlah keunggulan dibandingkan sumber lemak lainnya. Teguh menjelaskan bahwa
PFAD tidak mudah tengik, mengandung asam lemak esensial seperti asam linoleat,
serta kaya akan vitamin E yang berfungsi sebagai antioksidan alami. Selain itu,
dari sisi ekonomi, PFAD juga lebih efisien karena harganya relatif lebih murah.
Dalam
konteks peternakan sapi, pemberian lemak tambahan umumnya dilakukan melalui
bentuk protected fat atau lemak kalsium. Lemak ini dirancang agar tidak
langsung terurai di rumen, tetapi baru mengalami proses degradasi di bagian
abomasum, sehingga tidak mengganggu sistem pencernaan hewan ruminansia. Teguh
menambahkan bahwa penggunaan lemak kalsium dalam pakan memiliki sejumlah
manfaat signifikan, antara lain membantu meningkatkan produksi susu,
mempercepat pertambahan bobot badan ternak, meningkatkan tingkat fertilitas,
serta meningkatkan kandungan lemak dalam susu sapi.
Namun
demikian, meskipun oleokimia menawarkan berbagai keunggulan sebagai bahan yang
berkelanjutan dan ramah lingkungan, Teguh juga menyoroti sejumlah tantangan
yang masih dihadapi industri ini. Salah satunya adalah tingginya ketergantungan
terhadap harga minyak sawit mentah (CPO) di pasar global, yang sangat
fluktuatif. Selain itu, dia juga menekankan bahwa masih terdapat kekurangan
dalam hal riset mendalam dan proses hilirisasi produk oleokimia di dalam
negeri.
Sebagai
informasi tambahan, mata kuliah oleokimia merupakan salah satu mata kuliah baru
yang diperkenalkan oleh Prodi Kimia Unigoro. Hal ini sejalan dengan potensi
geografis Kabupaten Bojonegoro yang kaya akan sumber daya oleo. Melalui
penambahan mata kuliah ini, Prodi Kimia Unigoro berkomitmen untuk menghadirkan
kurikulum yang tidak hanya adaptif terhadap kebutuhan industri, tetapi juga
memiliki nilai kekhasan lokal yang strategis untuk dikembangkan. (Din/Ily)