Kiprah Mahasiswa Unigoro di Tingkat Nasional: Raih Medali dalam Kejurnas Pencak Silat 2025


Banner Post

BOJONEGORO - Komitmen Universitas Bojonegoro (Unigoro) dalam membina dan mendukung mahasiswa berprestasi di bidang olahraga kembali membuahkan hasil positif. Dua mahasiswa yang tergabung dalam Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Silat Unigoro berhasil membawa pulang dua medali pada ajang Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Pencak Silat Ngawi Open Championship III Tahun 2025. Kompetisi tingkat nasional ini digelar di GOR Bung Hatta, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, pada 19-20 Juli 2025.

Kedua atlet tersebut adalah Muhammad Riezal Ghoni, mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, dan Miftakhul Rhozaq, mahasiswa Program Studi Ilmu Hukum. Keduanya tampil di kelas dewasa putra, masing-masing di kelas G dan kelas E. Meskipun hanya menurunkan dua atlet, UKM Pencak Silat Unigoro sukses menunjukkan performa terbaik dengan keberhasilan keduanya meraih medali di kategori masing-masing.

Muhammad Riezal Ghoni menyampaikan bahwa mereka telah menjalani program pelatihan intensif atau training center (TC) sejak bulan Maret 2025, sebagai bagian dari persiapan menghadapi kejurnas. Program tersebut dirancang untuk meningkatkan kemampuan fisik, teknik bertanding, serta kesiapan mental dan strategi.

“Kami menjalani TC selama beberapa bulan terakhir. Fokus utama kami adalah peningkatan fisik, teknik serangan dan pertahanan, serta membentuk mental yang kuat di atas gelanggang. Alhamdulillah, setelah melalui proses seleksi, kami berdua dipercaya mewakili Kabupaten Bojonegoro,” ujar Riezal saat diwawancarai, Selasa (22/7/25).

Keduanya berhasil melalui fase penyisihan hingga semifinal dengan hasil memuaskan. Namun, pada pertandingan final, mereka harus mengakui keunggulan lawan yang memiliki pengalaman lebih banyak. Riezal menambahkan bahwa faktor jam terbang menjadi tantangan tersendiri di tingkat nasional.

“Kami belum berhasil meraih emas, tapi bisa berdiri di podium dan membawa pulang medali adalah pencapaian yang sangat berarti. Lawan-lawan kami rata-rata memiliki jam terbang tinggi, tapi itu tidak menyurutkan semangat kami untuk terus berkembang,” tuturnya.

Miftakhul Rhozaq juga mengungkapkan rasa syukur atas hasil yang diraih, sekaligus menjadikannya sebagai motivasi untuk kejuaraan berikutnya.

“Pengalaman ini sangat berharga. Saya melihat langsung bagaimana atmosfer pertandingan nasional dan seberapa keras perjuangan yang dibutuhkan untuk bisa bersaing di level itu. Kami akan jadikan ini sebagai bahan evaluasi dan penyemangat untuk kejuaraan mendatang,” kata Rhozaq.

UKM Pencak Silat Unigoro, yang selama ini aktif dalam berbagai turnamen tingkat daerah hingga nasional, kini semakin memantapkan langkahnya sebagai salah satu kekuatan bela diri di lingkungan perguruan tinggi. Terlebih setelah dilaksanakannya pembentukan kepengurusan baru, unit ini menunjukkan semangat pembinaan dan pembaruan yang kuat.

“Setelah kejurnas ini, kami tidak berdiam diri. Informasi terbaru, akan ada kejuaraan pencak silat tingkat regional yang akan digelar di Malang pada bulan Agustus mendatang. Kami kembali akan memulai TC untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin,” tambah Riezal.

Keberhasilan dua mahasiswa Unigoro di ajang nasional ini menjadi bukti nyata bahwa prestasi tidak hanya terbatas pada akademik, tetapi juga bisa diraih melalui pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Unigoro pun semakin pantas menyandang predikat sebagai "kampus pesilat", mengingat konsistensi dalam mendukung kegiatan bela diri pencak silat secara berkelanjutan. (din/ily)